This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 14 Januari 2014

Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Negara

Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Negara

        
Ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajah.
        Pentingnya Ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Fungsi Ideologi ialah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk "memisahkan" kita dari merdeka.
Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita, Ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama.
Ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial.
Ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan menyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan "Kesatuan dalam Perbedaan" dan "Perbedaan dalam Kesatuan".

fakta tentang mahasiswa

Fakta Tentang Mahasiswa

Assalamu’alaikum
Apa kabar sob ? mudah-mudahan baik-baik aja ya :D
Seperti judul diatas,gw mau menceritakan tentang fakta mahasiswa,ya fakta mahasiswa,fakta mahasiswa hemzzz fakta mahasiswa,mudah-mudahan kali ini gak asal lagi hehe,sebentar lg mau masuk perkuliahan stelah beberapa bulan libur sekarang tiba saatnya kembali ngampus,hari-hari dipenuhi dengan tugas dan aktifitas organisasi,namun entah kenapa dan entah bagaimana gw sekarang jadi kefikiran tentang asal sekolah gw,apa gw salah jurusan ya ? -_-  soalnya setelah difikir-fikir gw belum bisa apa-apa :( padahal udah hampir 2 tahun di kampus.
Terkadang gw sadar dengan kebegoan gw tentang mata kuliah kampus,pasti tau dong Sekolah Tinggi Teknik kaya gimana,dan kebetulan gw masuk Teknik Informatika yang belajarnya tentang code-code aneh yang dapat menghasilkan sebuah aplikasi,makanya banyak yang bilang kalo lulusan Informatika akan jadi programer,jangankan buat aplikasi buat code-code itu bersahabat sama gw pun susah.
Apa mungkin gw salah jurusan?,trus kenapa gw baru nyadar sekarang…ya Allah toloooong -_- , bayangin aja sob gw lulusan Pondok Pesantren Modern atau setara dengan Madrasah Aliyah yang kebanyakan pelajaran tentang ajaran Islam. Dan asal kalian tau,kebanyakan orang-orang yang masuk Sekolah Teknik itu lulusan SMK atau SMA,nah gw ? -_- , gw sadar sich gw males,dari males itu lah menghasilkan “Bego” gak ketulungan,namun orang-orang pinter bisa di bilang pinter karena ada orang bego hahaha,berarti dia pinter karena ada gw yang bego *eh -_-
Setelah 2 tahun di kampus dan gw sadar akan semua kekurangan gw ini,mudah-mudahan tahun ini dan kedepannya bisa lebih baik lagi,gw gak mau hanya jadi pelengkap aja di kelas,gw gak mau lulus tanpa ada bekas apapun,Mahasiswa Informatika hanya bisa menyalakan dan mematikan laptop/komputer aja menurut gw percuma,makanya mulai saat ini dan seterusnya gw harus lebih rajin,rajin bertanya,rajin baca,rajin kuliah,rajin ngisi absen,rajin ngabsenin yg gak masuk *eh,rajin ke kampus walau gak ada jadwal hahaha,dan yang terpenting rajin Ibadah :D
Cerita ini cerita nyata keadaan seorang mahasiswa teknik yang mulai labil akan kehidupannya di kampus,dan mahasiswa itu adalah gw :D ,seorang anak lelaki yang gak tau diri karena dia menyia-nyiakan waktu 2 tahunnya,mudah-mudahan belum terlambat untuk berubah.
Maksud dari cerita ini bukan karena gw bangga dengan kebegoan gw,justru dengan gw share pengalaman memalukan ini gw harap sobat semua bisa ambil hiikmahnya,untuk semua mahasiswa teknik lainnya teruslah berjuang dan janngan males,untuk semua mahasiswa non teknik,semua siswa dari SD,SMP,SMA jangan sia—siakan waktu mudamu nak *udah kaya dosen aja gw pake nyeramahin mereka hahaha,yang jelas kita saling mengingatkan dan saling mendukung aja,kita sama-sama belajar kok :)
Bagi para orang tua yang baca postingan ini,saya Cuma mau bilang mudah-mudahan putra putri ibu bapak gak seperti saya :( ,
Oke deh segitu aja,postingan ini gw harap akan jadi motivasi untuk gw pribadi agar tidak menyia-nyiakan waktu lagi.
Ichsan Silahuddin atau ichan mohon pamit,maafkan apabila bersalah dan terima kasih karena sudah mampir di blog Catatan Asal yang pastinya semua postingan ASAL :D
Wassalamu’alaikum

MAKALAH PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala dinamikanya.
B. Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah dengan “Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia, Kualitas pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia yang dillihat dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
2. Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini sehingga kita dapat mencari solusinya secara bersama agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sebelum kita membahas mengenai permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia, sebaiknya kita melihat definisi dari pendidikan itu sendiri terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14)
Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan. Karena merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi. Maksudnya adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk “ada” sebagai dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.
Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada subyek-subyek pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga.
Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar tradisinya.
BAB III
PEMABAHASAN
A. Masalah Mendasar Pendidikan di Indonesia
Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia pendidikan yang “sakit” ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak begitu. Seringkali pendidikan tidak memanusiakan manusia. Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan yang ada.
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan “manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering disinyalir ialah pendidikan seringkali dipraktekkan sebagai sederetan instruksi dari guru kepada murid. Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai “pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai. Dan “siap pakai” di sini berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam pengembangan dan persaingan bidang industri dan teknologi. Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini manusia dipandang sama seperti bahan atau komponen pendukung industri. Itu berarti, lembaga pendidikan diharapkan mampu menjadi lembaga produksi sebagai penghasil bahan atau komponen dengan kualitas tertentu yang dituntut pasar. Kenyataan ini nampaknya justru disambut dengan antusias oleh banyak lembaga pendidikan.
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya menampung apa saja yang disampaikan guru.
Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Model pendidikan ini tidak membebaskan karena sangat menindas para murid. Freire mengatakan bahwa dalam pendidikan gaya bank pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak mempunyai pengetahuan apa-apa.
Yang ketiga, dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia). Bukankah kita telah sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu gandrung dengan hal-hal yang berbau Barat? Oleh karena itu strategi pendidikan di Indonesia harus terlebur dalam “strategi kebudayaan Asia”, sebab Asia kini telah berkembang sebagai salah satu kawasan penentu yang strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya bahkan politik internasional. Bukan bermaksud anti-Barat kalau hal ini penulis kemukakan. Melainkan justru hendak mengajak kita semua untuk melihat kenyataan ini sebagai sebuah tantangan bagi dunia pendidikan kita. Mampukah kita menjadikan lembaga pendidikan sebagai sarana interaksi kultural untuk membentuk manusia yang sadar akan tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya sekaligus juga mampu menerima dan menghargai keberadaan tradisi, budaya dan situasi masyarakat lain? Dalam hal ini, makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan untuk direnungkan.
B. Kualitas Pendidikan di Indonesia
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu :
- Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.
- Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.Dimana,masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk. Faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
2. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.
Bila diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak didik, ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar (under quality).
Hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Keadaan seperti ini menimpa lebih dari separoh guru di Indonesia, baik di SD, SLTP dan SMU/SMK. Artinya lebih dari 50 persen guru SD, SLTP dan SMU/SMK di Indonesia sebenarnya tidak memenuhi kelayakan mengajar. Dengan kondisi dan situasi seperti itu, diharapkan pendidikan yang berlangsung di sekolah harus secara seimbang dapat mencerdaskan kehidupan anak dan harus menanamkan budi pekerti kepada anak didik. “Sangat kurang tepat bila sekolah hanya mengembangkan kecerdasan anak didik, namun mengabaikan penanaman budi pekerti kepada para siswanya.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
3. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen.
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.
5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
6. Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
7. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.
Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.
Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.
Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.
Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.
C. Solusi Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
- Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
- Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Banyak sekali factor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.

kata-kata mutiara tentang cinta

Ada seribu hal yang bisa membuatku berpikir untuk meninggalkanmu, namun ada satu kata yang membuatku tetap disini. Aku Cinta Kamu.
Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.
Datang dan pergi seperti angin tak beraturan dan arah merasakan cinta dalam kehidupan kadang ku bahagia kadang ku bersedih.
Cinta adalah caraku bercerita tentang dirimu, caraku menatap kepergian mu dan caraku tersenyum, saat menatap indah wajahmu.
Saat jarak memisahkan, satu yang harus kamu ketahui. Akan aku jaga cinta ini untukmu.
Bersandarlah di pundaku sampai kau merasakan kenyamanan, karena sudah keharusan bagiku untuk memberikanmu rasa nyaman.
Air mata merupakan satu-satunya cara bagimana mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang membuatmu terluka.
Hidup tak bisa lebih baik tanpa ada cinta, tapi cinta dengan cara yang salah akan membuat hidupmu lebih buruk.
Mencintaimu hanya butuh waktu beberapa detik, namun untuk melupakanmu butuh waktu seumur hidupku.
Cinta merupakan keteguhan hati yang ditambatkan pada kemanusiaan yang menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Cinta memasukan kesenangan dalam kebersamaan, kesedihan dalam perpisahan, dan harapan pada hari esok.
Ketika mencintai seseorang, cintailah apa adanya. Jangan berharap dia yang sempurna, karena kesempurnaan adalah ketika mencinta tanpa syarat.
Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya.
Ketika mereka bertanya tentang kelemahanku, aku ingin mengatakan bahwa kelemahanku itul adalah kamu. Aku merindukanmu di mana-mana dan aku sanagat mencintaimu.
Kehadiranmu dalam hidupku, aku tahu bahwa aku bisa menghadapi setiap tantangan yang ada di hadapanku, terima kasih telah menjadi kekuatanku.
Meneriakkan namamu di deras hujan, memandangmu dari kejauhan, dan berdo’a di hening malam. Cinta dalam diam ini lah yang mampu kupertahankan.
Perempuan selalu menjaga hati orang yang dia sayangsehingga hati dia sendiri tersiksa. inilah pengorbanan perempuan untuk lelaki yang tak pernah sadar.
Ketika kau belum bisa mengambil keputusan untuk tetap bertahan dengan perasaan itu, sabarlah, cinta yang akan menguatkanmu.
Aku tidak akan pernah menjajikan untuk sebuah perasaan, tapi aku bisa menjanjikan untuk sebuah kesetiaan.
Cinta yang sebenarnya tidak buta, cinta yaitu adalah hal yang murni, luhur serta diharapkan. Yang buta itu jika cinta itu menguasai dirimu tanpa adanya suatu pertimbangan.
Aku tercipta dalam waktu, untuk mengisi waktu, selalu memperbaiki diri di setiap waktu, dan semua waktu ku adalah untuk mencintai kamu.
Cinta akan indah jika berpondasikan dengan kasih sang pencipta. Karena sesungguhnya Cinta berasal dari-Nya Dan cinta yg paling utama adalah cinta kepada Yang Kuasa.
Bagi aku, dalam hidup ini, hidup hanya sekali, cinta sekali dan matipun juga sekali. Maka tak ada yang namanya mendua.
Tuhan..jagalah ia yang jauh disana, lindungi tiap detik hidup yang ia lewati,sayangi dia melebihi engkau menyayangiku.
Kapan kau akan berhenti menyakitiku, lelah ku hadapi semua ini tapi aku tak bisa memungkiri aku sangat mencintaimu.
Ketakutan terbesar dalam hidupku bukan kehilanganmu, tapi melihat dirimu kehilangan kebahagiaanmu.
Bagaimana menurut Anda dengan kata kata cinta ini? semoga kata cinta sejati romantis berguna dan bermanfaat buat Anda semua. Jangan lupa bagikan artikel kata cinta ini kepada teman-teman Anda di facebook, twitter dan google plus.

tags: , ,

LOPORAN OBSERVASI TENTANG KELEMBAGAAN DI MAGELANG




‘‘LAPORAN OBSERVASI TENTANG KELEMBAGAAN DI MAGELANG’’

 

Disusun Oleh :
Bimawan Adhi Saputra
1201413069


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Laporan ini membahas mengenai kelembagaan di Magelang. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Semarang, 4 Januari 2014

Penulis









Kursus Stir Mobil TARUNA

Pendiri kursus             : Bu Bambang
Alamat                        : Jalan Pahlawan Nomor 79 Magelang
Awal karir beliau bekerjasama dengan saudara yang kemudian pada tahun 2000 beliau keluar dari kerjasamanya dan beliau membuka kursus stir mobil sendiri. Banyak yang berminat untuk melakukan kursus disini, karena biayanya menengah, tempatnya yang strategis di tengah kota. Dalam pelatihan siswa juga di dampingi oleh mentor untuk memberikan informasi dalam mengendarai mobil dengan baik. Biasanya sebelum mengemudi mobil langsung, siswa di berikan arahan terlebih dulu oleh mentornya supaya saat mengemudi di jalan tidak terjadi kecalakaan. Saat berlangsungnya pelatihan biasanya langsung terjun ke jalan raya karena agar siswa bisa mengetahui situasi di jalan raya dan nantinya agar sudah terbiasa di jalan raya yang berlalu lalang kendaraan lainnya.                   

Fasilitas kursus mobil :
·         Menggunakan mobil yang baik
·         Mobil ber AC
·         Di dampingi oleh mentor yang berpengalaman
·         Mobilnya banyak beserta mentornya
Dalam kursus ini terdapat dua program :
Program Private          :
Ø  10X pertemuan @ 1jam
Ø  Biaya Rp. 1.000.000,-
Ø  Mendapat sertifikat gratis
Ø  Antar jemput dalam kota
Ø  Dibantu pengurusan SIM A/C
Program Kilat              :
Ø  6X pertemuan @ 1 jam
Ø  Biaya Rp. 650.000,-
Ø  Mendapat sertifikat gratis
Ø  Antar jemput dalam kota
Ø  Dibantu pengurusan SIM A/C









LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR NEUTRON YOGYAKARTA

Lembaga ini di kenal sejak tahun 1991 di Yogyakarta, dengan berjalannya waktu lembaga tersebut membuka cabang dan sekarang telah mempunyai 80 kantor cabang di kota – kota Indonesia dan salah satunya di kota Magelang. Di Magelang sendiri di buka pada tahun 1999 yang beralamat di jalan Ahmad Yani nomor 136 A. Setiap program bimbingan di berikan dalam bentuk materi dengan sistem yaitu:
1.      Penjelasan dan pendalam teori dasar
2.      Meningkatkan penguasaan materi
3.      Memantapkan peserta didik dengan latihan soal-soal
4.      Menggunakan metode penalaran dan strategi-strategi khusus
5.      Di sediakan konsultasi akademik setiap
Dengan adanya lembaga belajar ini semakin membuka kesempatan bagi pelajar untuk  menambah  pengetahuan dengan metode penalaran dan strategi-strategi khusus yang di berikan. Banyak yang tertarik di bimbel ini karena kualitas bimbel yang bagus, menggunakan metode penalaran, fasilitas yang sangat baik, pengajar yang profesional.
9 alasan memilih bimbingan belajar neutron :
Ø  Berpengalaman
Ø  Berkualitas
Ø  Terpercaya
Ø  Terbaik
Ø  Terprogram
Ø  Fasilitas terlengkap
Ø  Metode belajar
Ø  Layanan eksklusif
Ø  Terbukti



Di bimbingan belajar ini mempunyai program inisiatif Khusus Penalaran Ujian SBMPTN (PIKPU) yang merupakan keunggulan dari bimbingan belajar Neutron. Pada program ini meiliki beberapa program yaitu:
Reguler class                           :
Ø  Waktu 1 bulan
Ø  Modul buku paket soal lengkap
Ø  Metode penalaran
Ø  Setiap hari minggu latihan SBNMPTN
Ø  Konsultasi akademik dan penjurusan dengan komputer
Ø  Pengajar profesional (alumni UGM/ITB)



Fasilitas peserta PIKPU          :
·         Paket soal IPA / IPS
·         Paket soal SBMPTN
·         Konsultasi pelajaran setiap waktu
·         Konsultasi strategi pemilihan PTN
·         Paket soal tes potensi akademik
Biaya program reguler class dan masuk 1 minggu 7 x :
Paket
Program
Setiap masuk
Jam belajar
Biaya
A
IPA / IPS
1 bidang studi
1 x 90 menit
1.495.000
B
IPA / IPS
2 bidang studi
2 x 90 menit
2.495.000
C
IPA / IPS
3 bidang studi
3 x 90 menit
3.495.000
D
IPC
2 bidang studi
2 x 90 menit
2.995.000

Fasilitas yang ada di Neutron :
v  Gedung sesuai standar pendidikan
v  Ruang kelas ber- AC
v  Dilengkapi dengan genzet
v  Dilengkapi dengan fingerprint
v  Hotspot 24 jam
v  Ruang kelas yang nyaman







PAUD Islam Terpadu Nurul ‘Ilmi Candimulyo

Alamat            : Jalan Candimulyo KM 0,5 Brojolepo Surojoyo Candimulyo      Magelang
Visi                  : Menjadi taman bermain dan belajar pembentukan sikap atau akhlak, pembentukan generasi islam sejak dini yang menyenangkan.
Misi                 :
1.       Menanamkan nilai-nilai islam dan akhlaqul karimah
2.      Menciptakan kondisi bermain yang edukatif, kondusif dan konruktif
3.      Membekali anak dengan persiapan memasuki jenjang dasar
4.      Membangun kerjasama dengan orang tua siswa dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan perkembangan anak
Tujuan :
1.      Anak dapat belajar berbagi kemampuan
2.      Merangsang inisiatif anak
3.      Mengasah kemampuan dan rasa percaya diri anak
4.      Belajar terhadap dunia secara langsung, berkomunikasi, bekerja sendiri, melihat dan melakukan
Karakteristik               :
1.      Model sekolah yang diselenggarakan berdasarkan konsep one for all
2.      Mengintergrasikan inti Islam kedalam kurikulum
3.      Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan
4.      Mengutamakan nilai ukhuwah dalam hubungan interaksi antar warga sekolah
5.      Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, ringkas, sehat dan sehat
6.      Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi
\
Kepala Sekolah                       : Budi Widyaningsih.SE, Akt
Guru                                        : Ibu Hani, Ibu Febri, Ibu Isti, Ibu Muna, Ibu dwi,
Paud Islam Terpadu Nurul ‘Ilmi ini berdiri pada tahun 2013, memiliki jumlah siswa 20 anak.
Waktu sekolah                                    : senin-kamis dari jam 07.30-12.30
                                                 Jumat dari jam 07.30-11.00
Kurikulum                               : Perpaduan Kurikulum Dinas Pendidikan, Departemen Agama, YPASI yang dilandasi nilai islami yang dilaksanakan dengan pendekatan BCCT (Beyyond Center Circle Time)
Model Pengajaran                   : BCCT dalam pendidikan pra sekolah diwujudkan melalui sistem sentra yaitu pengelolaan kelas yang terpusat untuk memenuhi kebutuhan anak, dimana anak dapat memilih minimal 7 kesempatan main dalam satu kegiatan dengan dukungan guru secara khusus.




Pembelajaran Unggulan          :
1.      Membangun karakter anak sejak dini
2.      PAUD inovatif berbasis lingkungan
Ø  Observasi lingkungan
Ø  Berkebun
Ø  Pemanfaatan pengelolahan limbah
Program Kesiswaan    :
1.      Assembly (pertunjukan anak)
2.      Field Trip (mengajak anak mengenal lingkungan sosial)
3.      Pengenalan profesi
4.      Kunjungan masjid
5.      Peringatan hari besar Islam, Nasional dan Internasional
6.      Manasik Haji
7.      Ramadhan Ceria di sekolah
8.      Berkebun, Outbound
9.      Kunjungan edukatif
10.  Lomba-lomba internal dan eksternal
11.  Bakti sosial dan kunjungan
Sarana dan Prasarana  :
v  Sarana sentra, didalam kelas dan diluar kelas
v  Sarana play ground yang cukup dengan rasio murid yang ada
v  Pusat sumber belajar

                       




KURSUS KOMPUTER DI STEKOM MAGELANG

Alamat                                       : Jalan Pahlawan Nomor 93 Kota Magelang
Koordinator kursus STEKOM   : Bapak  Robi
Tahun 1996 STEKOM membuka kursus komputer di Magelang, dengan program kursus :
1.      Kursus 1 minggu : Internet
2.      Kursus 2 – 3 bulan :
Ø  Komputerisasi Bisnis
Ø  Komputerisasi Akuntansi
Ø  Komputerisasi Perpajakan
Ø  Komputerisasi Statistik (Olah Data)
Ø  Desain Grafis Komputer
Ø  Teknisi AC & Lemari Es
Ø  Teknisi Elektronika, TV, DVD
Ø  Pemrograman Visual
Ø  Pemrograman Web & Grafis
Keunggulan                                :
1.      Aplikasi yang selalu update
2.      Memiliki jumlah komputer yang banyak
3.      Mempunyai program 1 tahun
4.      Pengajar yang berkualitas
Fasilitas                                      :
v  Ruang kelas yang banyak
v  Komputer  yang memadai
v  Adanya  Hotspot
v  Tersedianya mushola dan toilet

Biaya Kursus di STEKOM        :
1.      Kursus 1 minggu : Rp. 75.000,-
2.      Kursus 2 bulan     : Rp. 250.000,-
3.      Kursus 3 bulan     : Rp. 300.000,-










LPK SAITAMA

Alamat                                                : Jalan Pahlawan Nomor  25 Prajenan Mertoyudan Magelang
SK. Disnakestran Nomor        : 188.4/2691/24/2013
Pendiri LPK Saitama              : Bapak Alva
Tujuan                                     :
1.      Mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan profesinal sesuai tuntutan perkembangan zaman di era globalisasi dan mampu bersaing didunia Internasional
2.      Membantu percepatan perubahan kualitas hidup dan finansial yang lebih baik dari kondisi yang sebelumnya
3.      Melatih agar semua siswa yang telah mendapatkan pelatihan dapat menjadi pekerja yang siap pakai secara fisik, mental, disiplin, dan keahlian.
LPK Saitama merupakan lembaga pelatihan bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Korea yang kemudian akan disalurkan bekerja di Jepang dan Korea.
Jadwal pelatihan         : hari Senin - Kamis
Keistimewaan             LPK    :
1.      Staf pengajar unggul dan berpengalama yang berlulusan S1,S2
2.      Melayani konsultasi magang gratis
3.      Dilatih, dibimbing, dan didampingi pada waktu seleksi
4.      Dapat mengulang pelatihan tanpa biaya sampai bisa dan sampai berangkat dengan gratis
5.      Bimbingan kewirausahaan paska magang dan akses ke jaringan pengusaha alumni magang Jepang yang sudah sukses di Indonesia
6.      Materi pelatihan dan pendidikan paling lengkap (bahasa Jepang, Kesamaptaan, Matematika, FMD, Psikotes, dan Wawancara)
7.      Biaya bisa dicicil

Syarat-syarat               :
1.      Laki-laki usia 19,5 tahun-26 tahun
2.      Pendidikan minimal SMA/SMK/Sederajat
3.      Tinggi badan minimal 160 cm, Berat badan minimal 50 kg
4.      Sehat jasmani dan rohani
Fasilitas                       :
1.      Gaji atau tunjangan
·         Gaji tahun pertama dan kedua ±Rp. 11.000.000 – 16.000.000 per bulan
·         Gaji tahun ketiga ±Rp. 12.500.000 – 20.000.000 per bulan
2.      Uang lembur ±Rp. 100.000 per jam
3.      Tiket pesawat PP Indonesia – Jepang
4.      Tempat tinggal : Apartemen/Asrama termasuk listrik, air, gas dll
5.      Perlindungan : Asuransi meliputi Kesehatan, kecelakaan kerja, dan asuransi kematian
6.      Sertifikat kompetensi magang kerja dari IM JAPAN, sertifikat kemampuan bahasa Jepang, sertifikat JITCO JAPAN,
7.      Kesempatan kerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia (setelah 3 tahun)
8.      Setelah 3 tahun memperoleh fasilitas sebagai berikut :
·         Tunjangan modal usaha sebesar ± Rp. 75.000.000
·         Uang pensiun ± Rp. 20.000.000 – 30.000.000
Biaya                           :
Ø  Paket bahasa Jepang pasar ( hiragana, katakana, kata benda, kata sifat, kata kerja, pola kalimat) Rp. 1.500.000
Ø  Paket lanjutan full ( persiapan tes matematika, tes fisik rekruitmen, persiapan tes wawancara, psikotes) Rp. 2.500.000

DAFTAR JENIS KERJA MAGANG DI JEPANG :


v  Kerja pelat untuk kontruksi bangunan
v  Mencetak / membentuk plastik
v  Mendirikan perancah bangunan
v  Meubelair
v  Operator mesin logam
v  Operator mesin tekstil
v  Operator pencelupan
v  Pandai besi
v  Perakitan mesin listrik
v  Pemasangan ubin
v  Pemasangan peralatan konstuksi
v  Pemipaan
v  Penempaan besi
v  Pengalengan makanan kaleng
v  Pengeboran
v  Pengecetan logam
v  Perakitan mesin listrik
v  Penyelesaiaan akhir
v  Garment
v  Penyaluran bahan beton
v  Plester dinding
v  Penjahitan
v  Penjilitan buku
v  Perkayuan
v  Permesinan
v  Percetakan
v  Perakitan perlengkapan elektronika
v  Proses pengerasan alumunium
v  Pembuatan pakaian pria
v  Pemasangan bingkai jendela
v  Pengolahan plat logam
v  Pembuatan barang-barang kanvas
v  Pertanian penanaman
v  Pengukuran
v  Pengelasan
v  Permesinan