DeJavu Lirik noktahku
Jemari
kecilku lentik menari diantara grid-grid gitar, telah fasih memainkanya
bilik-bilik lagu bernotasi ini. Mataku pun terpejam, menelaah syair dalam angan
imaji setelah intro pertama kulalui. Mencoba meretas, arti demi arti dari
setiap noktah yang memuisi, lalu;
****
"a
blinding, flash of with light, lit up the sky over Gaza toninght".
"people,
running for cover, not knowing whether they're dead or alive"
***
Dan
bibirku pun mulai berucap memecah dingin malam sepi nan sunyi, sepenggal syair
pertama, chorus;
"huUFptsss.
.", aku menghela nafas, mataku masih terpejam tenggelam dalam syair-syair
berikutnya.
Lagi
kulanjutkan petikan gitarku, mulai masuk intro kedua.
Aku
bernyanyi, teruntuk sahabatku jauh di negeri sana tempat matahari tenggelam.
Mereka saudaraku yang dihantui ketakutan, mereka saudaraku yang dicengkeram
kuasa mencekam, pun juga mereka saudaraku yang keluarganya terbunuh hingga
jasad-jasad penuh tanpa ruh. Merekalah saudaraku kaum ternestapa, sengsara
karena ego para penguasa. Perang-perang berdarah hanya demi sebongkah tanah.
Lupalah akal-akal kaum serakah pada segala anugerah.
****
"Setiap
syair kulantunkan adalah doa pun harapan", masih dalam anganku yang
hanyut.
"Dengarkanlah
saudaraku, aku bernyanyi. Sebuah nyanyian tentang duka bahwa aku disini juga
terluka. Aku hanya bisa bernyanyi, agar mereka para monarki yang tak berhati
pun bisa mengerti. Tapi maaf saudaraku, jiwa mereka ternyata telah mati, terbunuh
ego dan nafsu diri ",cetus anganku senada dengan lagu.
***
"Sekaranglah
saudaraku!!Kita mulai lagi, reFF bait pertama penggugah asa",bisikku pada
sang malam.
"we
will not go down, in the night without a fight. . .",
"you
can burn up or mosques and our homes and our schools, but our spirit will never
die. .",
"we
will not go down, in Gaza tonight".
****
Saat
intro; tiba-tiba membangkitkan ruh seisi badan, sembari kembali aku teriakan
dalam hati.
"Teman
mari kita lawan. Kamu disana tak sendirian. Asa separuh dunia pun menyerta.
Kawan bernyanyilah, jangan menyerah. Seperti doaku yang tak pernah mati
terkirim untuk langkah dan nafasmu di medan laga. Seperti aku yang jua tak
terdiam, selalu menyampaikan arti kedamaian lewat sebuah nyanyian. Lewat lagu ini
kubasuh rindumu akan ketenangan, lewat lagu ini kukobarkan semangatmu penuh
kekuatan".
"Kita
tidak akan diam menyerah, tak kan ku biarkan musuh anggap kita lemah. Bersama
luka, darah yang menyatu dalam tanah. Bersama tangis, rintih yang memadu
bersama udara. Kita selesaikan, ambil pekaranganmu. Jiwa raga syair laguku
adalah doa penyerta langkah kita", teriakku di kedalaman hati yang
terbakar emosi.
Saat
reff terakhir usai kunyanyikan, saat itulah aku tersadarkan. Ku buka mata,
kutengguk segelas air putih dimeja. Mencoba membenah emosi yang sesaat ikut
berlari dalam nadi.
Tak
terasa, air luh menitih dari sudut kelopak mataku malam ini. Miris merasakan
kisah tenang saudaraku terenggut tragis.
***
Petikan
gitar dan syair lagu " we will not go down_michael heart" pun
berlalu.
Angin
membawa asaku pun doa dihariban Sang Pencipta. Sisa emosi perjuangan dalam
setiap bait, nada , syair, iramanya masih terasa dalam anganku.
0 komentar:
Posting Komentar