Senin, 13 Januari 2014

makalah latar belakang pendidikan nonformal


MAKALAH
LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN NONFORMAL




Disusun oleh :

Hesti Nurmaslina (1201413046)
Adi Prayitno (1201413049)
Tri Handayani (1201413058)
Restu Handayani (1201413059)
Bimawan Adi Saputra (1201413069)



Pendidikan Luar Sekolah
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai latar belakang pendidikan non formal. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Maka, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Terima kasih.

Semarang,7 Oktober  2013
Penulis






















A.    FAKTOR PEMICU

Indonesia memiliki masalah – masalah kependidikan yang cukup memprihatinkan. Masalah ini sesungguhnya sudah terjadi sejak sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini, dan mungkin untuk masa yang akan datang.  Ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata keadaan Negara dalam kondisi yang sangat menyedihkan :
1.      Harta kekayaan Negara sudah bersih terkuras oleh pemerintah penjajah Hindia – Belanda dan tentara penduduk Jepang
2.      Negara baru yang diproklamasikan dalam keadaan rusak poak – poranda sebagai akiibat dari perang dunia II
3.      Ternyata proklamasi tersebut mengundang tantangan pisik yang sangat berat dan berlarut – larut, baik dari pihak sekutu maupun dari pihak Belanda (1945 – 1949)
4.      Keadaan penduduk Indonesia yang pada waktu itu diperkirakan berjumlah 60 juta jiwa, 80 persen ternyata sama seklai tidak berpendidikan
5.      Menghadapi berbagai macam rintangan dalam bentuk campur tangannya Negara asing, permainan subversi yang bertujuan meruntuhkan berdirinya Negara kesatuan republik Indonesia, serta pergolakan politik dan pemberontakan dalam negeri yang terjadi beberapa kali sampai keluarnya dekrit presiden 5 juli 1959
6.      Menghadapi ke tidakstabilan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan negara yang memuncak sehingga prpogram – program yang direncanakan menuai kegagalan dan tidak pernah sampai tujuan yang diharapkan
Program pembangunan mulai direncanakan, diletakkan diatas pondasi yang kuat dengan mempergunakan landasan idial, landasan konstitusional dan landasan operasional yang meyakinkan, serta dilaksanakan secara bertahap. Pendidikan memegang peranan penting dalam program – program pembangunan, bahwa sangat menentukan keberhasilanpembangunan. Dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 31 Undang – undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa :
1.      Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran
2.      Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional
Bertolak daari pasal ini pemerintah  maupun pihak swasta secara berangsur – angsur mulai membuka banyak sekolah – sekolah dan perguruan tinggi baru untuk melayani kebutuhan belajar masyarakat.  Namun kemudian muncul masalah – masalah nasional yang lain, sehingga program dan kegiatan serta usaha – usaha pendidikan kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Program pendidikan formal di sekolah menghadapi masalah – masalah baru seperti :
1.      Ruang sekolah yang penuh sesak dan kekurangan peralatan belajar
2.      Pendidik yang kurang dipersiapkan dan sudah terpaku pada metode mengajar yang membosankan yang memang sukar dihindari dalam kondisi di masa lalu
3.      Kurikulum akademis yang mengabaikan pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperlukan masyarakat
4.      Jumlah peserta didik putus sekolah yang berlebihan dan yang tidak naik kelas
5.      Para lulusan yang tidak puas dan menganggur
6.      Suatu struktur yang administrasi yang bahkan sukar untuk mempertahankan sistem yang ada, apalagi memperbaikinya
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menimbulkan masalah baru, dan merupakan masalah nasional yang paling utama dan memerlukan penanganan yang serius dan bijaksana. Salah satu penangannya adalah dengan melaksanakan rangkaian program pembangunan lima tahun diantara :
1.      Program Keluarga Berencana
2.      Memberi kesempatan kepada wanita untuk memperoleh pendidikan sehingga dapat memperoleh pekerjaan
3.      Memperhatikan masalah pendidikan bagi pemuda termasuk lapangan pekerjaan
4.      Di adakannya Transmigrasi
5.      Proses pergeseran mata pencaharian yang cukup drastic dari sector pertanian kesektor industry dan jasa
Kemiskinan merupakan fenomena yang masih sulit dipecahkan oleh bangsa Indonesia. Dari kemiskinan muncul maslah – masalah baru, seperti kebodohan, kesenjangan sosial, kelaparan, masalah kesehatan dan tindak kriminalitas yang semakin hari semakin meningkat. Sejumlah upaya yang langsung diberikan dalam mengurangi kemiskinan, antara lain : program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang dilaksanakan oleh Departemen Sosial, Takesra dan Kukesra yang dilakukan oleh BKKBN dan berbagai bentuk lainnya.
Masalah lain yang melatarbelakangi konsep dasar perlunya pendidikan nonformal adalah kenyataan bahwa usaha – usaha pembangunan yang selama ini dilaksanakan ternyata tidak berjalan lancer karena adanya berbagai macam kebatasan dan hambatan, baik yang bersumber pada kualitaas manusianya, lingkungan alamnya maupun yang bersumber pada dana pembangunan. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat  yang makin merata dan adil.
B.     KRITIK TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL
Sudah bertahun-tahun lamanya pendidikan formal melayani masyarakat, tahun lalu pendidikan ini berlangsung dengan tenang dan dikatakan tidak ada masalah. Namun pada akhir-akhir ini banyak masalah yang dihadapi hingga muncul berbagai kritik yang kurang menyenangkan, persoalan itu antara lain berupa :
1.      Semakin maju dan berkembangnya IPTEK yang menimbulkan dampak positif dalam masyarakat.
2.      Terjadinya perubahan pada masyarakat yang mengarah pada kemajuan sebagai akibat berkembangnya IPTEK.
3.      Timbul masalah penduduk, laju pertumbuhan angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka kematian.
4.      Munculnya program-program pembaharuan dengan segala macam keterbatasan dan kemampuan yang menuntut partisipasi penuh seluruh warga masyarakat.
5.      Rendahnya tingkat pendididkan  warga desa terutama bagi generasi tua dan kaum wanita.
6.      Tingginya anak putus sekolah demi bekerja membantu orang tuanya.
7.      Meningkatnya masalah sosial.
Masalah nasional yang dihadapi dewasa ini antara lain :
1.      Taraf pendidikan rendah.
2.      Lapangan kerja terbatas.
3.      Kemiskinan di tengah kemewahan.
4.      Kerusakan lingkungan.
5.      Kecenderungan kehilangan kepercayaan pada lembaga-lembaga.
6.      Inflasi dan kesulitan militer lainnya.
7.      Isu tentang global warming, perubahan iklim.
Disamping persoalan tersebut muncul pula berbagai kritik dari tokoh-tokoh dibawah ini :
1.      Philip H Goombs
Pada umumnya rakyat di Negara berkembang masih berada dalam kebodohan dan tingkat hidupnya di bawah kemiskinan.
2.      Ivan Illich
Sistem persekolahan bukan tempat yang menyenangkan, karena berlaku aturan-aturan birokratis dan diskriminasi yang tajam antara guru dan murid.
3.      Paulo Freire
Mendasarkan pada 6 macam konsepsi dasar yaitu :
a)      Kebudayaaan diam dalam artian kesenjangan sosial.
b)      Domestikasi/penjinakan, yaitu semacam pihak yang ditindas itu peserta didik.
c)      Konsep dasar perbankan dimana setiap guru mendepositokan ilmunya kepada murid.
d)     “Praxis” pendidikan memaksa orang agar mau dan mampu mengambil sikap dan melakukan perbuatan setelah mengadakan pengukuran dan penilaian terhadap dirinya sendiri.
e)      Konsep dasar menyadarkan, yaitu memahami diri sendiri dan lingkungannya, baik alam maupun manusia.
f)       Konsep dasar bersifat metodelogis, yaitu menggunakan gambar sebagai metode pendekatan.


4.      Carl Rogers
Mempunyai konsep dasar pendidikan yang lebih bersikap manusiawi. Dia mendasarkan diri pada teori penyuluhan, bahwa program pendidikan yang terbaik adalah berpusat pada peserta didik.
5.      B. F. Skiner
Beliau tidak setuju dengan konsep dasar milik Rogers yang mengenai program pendidikan tidak terarah dan yang dikemukakan oleh Illich dan Freire tentang belajar yang berpusat pada peserta didik. Menurutnya seluruh kegiatan pendidikan harus berorientasi pada dua sumber, yaitu lingkungan dan tingkah laku manusia karena keduanya saling bergantung dan saling mempengaruhi.
6.      Jerome S. Bruner
Suatu konsep otonomi, bahwa proses belajar itu sangat tergantung pada ada atau tidak adanya minat atau perhatian peserta didik, serta seberapa besar kualitas dan kuantitas minat atau perhatian tersebut.
7.      Malcolm Knowles
Konsep dasar teorinya melalui pendekatan system yang humanistis dalam proses belajardanmembelajarkan, terutama bagi peserta didik atau warga belajar yang terdiri dari orang dewasa. Mina tdan perhatian untuk belajar ada hubungannya dengan kebutuhan psikologis, dimana seseorang ingin mengetahui sesuatu atas kehendak sendiri dan hendaknya orang lain dapat membantu melayani kehendaknya itu.
C . PENDIDIKAN NON – FORMAL SEBAGAI SUB – SISTEM PENDIDIKAN FORMAL
                  Sistem pendidikan nasional mempunyai dua sub-sistem yaitu sub – sistem pendidikan formal (in school education) dan sub-sistem pendidikan nonformal dan informal (out of school education). Kedua sub-sistem itu saling menopang satu sama lain dan menpunyai kedudukan yang sejajar. Sub-sistem pendidikan formal persekolahan melayani semua bentuk pendidikan formal di lingkungan sekolah, sedangakn sub sistem pendidikan non formal menyelenggarakan semua bentuk kegiatan pendidikan non formal dan pendidikan informasi yang berlangsung di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Asas pendidikan seumur hidup ini juga dipakai sebagai landasan konsep kerja oleh direktorat pendidikan masyarakat. Ada 3 pandanngan pokok yang melandasi sistem pendidikan nasional kita :
1.      Bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup, itu berarti bahwa usaha pendidikan dimulai sejak seorang anak dilahirkan sampai dia tutup usia.
2.      Bahwa tanggungjawab pendidikan di tanggung bersama oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah .
3.      Bahwa pendidikan itu mutlak diperlukan untuk pembangunan nasional artinya pembinaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien akan mempercepat lajunya pembangunan nasional.
Dengan ini maka pendidikan nonformal merupakan sub sistem pendidikan nasional yang turut membantu membina manusia seutuhnya dan membina pelaksaan konsep pendidikan seumur hidup. Oleh karena itu pula pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan fungsional termasuk keparamukaan, latihan – latihan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat kurang beruntung dikembangkan diperluas dengan mendayagunakan potensi insani dan potensi alamiah dan pemanfaatan sarana dan prasarana lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar