MAKALAH
LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Disusun oleh :
Hesti Nurmaslina (1201413046)
Adi Prayitno (1201413049)
Tri Handayani (1201413058)
Restu Handayani (1201413059)
Bimawan Adi Saputra (1201413069)
Pendidikan
Luar Sekolah
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai latar belakang
pendidikan non formal. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Maka,
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian. Terima kasih.
Semarang,7
Oktober 2013
Penulis
A.
FAKTOR
PEMICU
Indonesia memiliki masalah – masalah kependidikan
yang cukup memprihatinkan. Masalah ini sesungguhnya sudah terjadi sejak sebelum
Indonesia merdeka hingga saat ini, dan mungkin untuk masa yang akan datang. Ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya
pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata keadaan Negara dalam kondisi yang sangat
menyedihkan :
1.
Harta
kekayaan Negara sudah bersih terkuras oleh pemerintah penjajah Hindia – Belanda
dan tentara penduduk Jepang
2.
Negara
baru yang diproklamasikan dalam keadaan rusak poak – poranda sebagai akiibat dari
perang dunia II
3.
Ternyata
proklamasi tersebut mengundang tantangan pisik yang sangat berat dan berlarut –
larut, baik dari pihak sekutu maupun dari pihak Belanda (1945 – 1949)
4.
Keadaan
penduduk Indonesia yang pada waktu itu diperkirakan berjumlah 60 juta jiwa, 80
persen ternyata sama seklai tidak berpendidikan
5.
Menghadapi
berbagai macam rintangan dalam bentuk campur tangannya Negara asing, permainan subversi
yang bertujuan meruntuhkan berdirinya Negara kesatuan republik Indonesia, serta
pergolakan politik dan pemberontakan dalam negeri yang terjadi beberapa kali
sampai keluarnya dekrit presiden 5 juli 1959
6.
Menghadapi
ke tidakstabilan dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan
negara yang memuncak sehingga prpogram – program yang direncanakan menuai kegagalan
dan tidak pernah sampai tujuan yang diharapkan
Program pembangunan mulai
direncanakan, diletakkan diatas pondasi yang kuat dengan mempergunakan landasan
idial, landasan konstitusional dan landasan operasional yang meyakinkan, serta
dilaksanakan secara bertahap. Pendidikan memegang peranan penting dalam program
– program pembangunan, bahwa sangat menentukan keberhasilanpembangunan. Dalam
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 31 Undang – undang Dasar 1945
menyebutkan bahwa :
1.
Tiap
– tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran
2.
Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional
Bertolak daari pasal ini pemerintah maupun pihak swasta secara berangsur – angsur
mulai membuka banyak sekolah – sekolah dan perguruan tinggi baru untuk melayani
kebutuhan belajar masyarakat. Namun
kemudian muncul masalah – masalah nasional yang lain, sehingga program dan kegiatan
serta usaha – usaha pendidikan kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya.
Program pendidikan formal di sekolah menghadapi masalah – masalah baru seperti
:
1.
Ruang
sekolah yang penuh sesak dan kekurangan peralatan belajar
2.
Pendidik
yang kurang dipersiapkan dan sudah terpaku pada metode mengajar yang
membosankan yang memang sukar dihindari dalam kondisi di masa lalu
3.
Kurikulum
akademis yang mengabaikan pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperlukan masyarakat
4.
Jumlah
peserta didik putus sekolah yang berlebihan dan yang tidak naik kelas
5.
Para
lulusan yang tidak puas dan menganggur
6.
Suatu
struktur yang administrasi yang bahkan sukar untuk mempertahankan sistem yang
ada, apalagi memperbaikinya
Pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat menimbulkan masalah baru, dan merupakan masalah nasional yang paling
utama dan memerlukan penanganan yang serius dan bijaksana. Salah satu
penangannya adalah dengan melaksanakan rangkaian program pembangunan lima tahun
diantara :
1.
Program
Keluarga Berencana
2.
Memberi
kesempatan kepada wanita untuk memperoleh pendidikan sehingga dapat memperoleh pekerjaan
3.
Memperhatikan
masalah pendidikan bagi pemuda termasuk lapangan pekerjaan
4.
Di
adakannya Transmigrasi
5.
Proses
pergeseran mata pencaharian yang cukup drastic dari sector pertanian kesektor
industry dan jasa
Kemiskinan merupakan fenomena yang
masih sulit dipecahkan oleh bangsa Indonesia. Dari kemiskinan muncul maslah –
masalah baru, seperti kebodohan, kesenjangan sosial, kelaparan, masalah
kesehatan dan tindak kriminalitas yang semakin hari semakin meningkat. Sejumlah
upaya yang langsung diberikan dalam mengurangi kemiskinan, antara lain :
program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dilaksanakan oleh Departemen Dalam
Negeri, program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang dilaksanakan oleh Departemen
Sosial, Takesra dan Kukesra yang dilakukan oleh BKKBN dan berbagai bentuk
lainnya.
Masalah
lain yang melatarbelakangi konsep dasar perlunya pendidikan nonformal adalah kenyataan
bahwa usaha – usaha pembangunan yang selama ini dilaksanakan ternyata tidak berjalan
lancer karena adanya berbagai macam kebatasan dan hambatan, baik yang bersumber
pada kualitaas manusianya, lingkungan alamnya maupun yang bersumber pada dana pembangunan.
Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan
seluruh rakyat yang makin merata dan adil.
B. KRITIK
TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL
Sudah
bertahun-tahun lamanya pendidikan formal melayani masyarakat, tahun lalu
pendidikan ini berlangsung dengan tenang dan dikatakan tidak ada masalah. Namun
pada akhir-akhir ini banyak masalah yang dihadapi hingga muncul berbagai kritik
yang kurang menyenangkan, persoalan itu antara lain berupa :
1. Semakin
maju dan berkembangnya IPTEK yang menimbulkan dampak positif dalam masyarakat.
2.
Terjadinya perubahan pada
masyarakat yang mengarah pada kemajuan sebagai akibat berkembangnya IPTEK.
3.
Timbul masalah penduduk,
laju pertumbuhan angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka kematian.
4.
Munculnya
program-program pembaharuan dengan segala macam keterbatasan dan kemampuan yang
menuntut partisipasi penuh seluruh warga masyarakat.
5.
Rendahnya tingkat pendididkan warga desa terutama bagi generasi tua dan kaum
wanita.
6.
Tingginya anak putus sekolah
demi bekerja membantu orang tuanya.
7. Meningkatnya
masalah sosial.
Masalah
nasional yang dihadapi dewasa ini antara lain :
1. Taraf
pendidikan rendah.
2.
Lapangan kerja terbatas.
3.
Kemiskinan di tengah kemewahan.
4.
Kerusakan lingkungan.
5.
Kecenderungan kehilangan
kepercayaan pada lembaga-lembaga.
6.
Inflasi dan kesulitan militer
lainnya.
7. Isu
tentang global warming, perubahan iklim.
Disamping
persoalan tersebut muncul pula berbagai kritik dari tokoh-tokoh dibawah ini :
1. Philip
H Goombs
Pada
umumnya rakyat di Negara berkembang masih berada dalam kebodohan dan tingkat hidupnya
di bawah kemiskinan.
2.
Ivan Illich
Sistem
persekolahan bukan tempat yang menyenangkan, karena berlaku aturan-aturan birokratis
dan diskriminasi yang tajam antara guru dan murid.
3.
Paulo Freire
Mendasarkan
pada 6 macam konsepsi dasar yaitu :
a) Kebudayaaan
diam dalam artian kesenjangan sosial.
b) Domestikasi/penjinakan,
yaitu semacam pihak yang ditindas itu peserta didik.
c) Konsep
dasar perbankan dimana setiap guru mendepositokan ilmunya kepada murid.
d) “Praxis”
pendidikan memaksa orang agar mau dan mampu mengambil sikap dan melakukan perbuatan
setelah mengadakan pengukuran dan penilaian terhadap dirinya sendiri.
e) Konsep
dasar menyadarkan, yaitu memahami diri sendiri dan lingkungannya, baik alam maupun
manusia.
f) Konsep
dasar bersifat metodelogis, yaitu menggunakan gambar sebagai metode pendekatan.
4.
Carl Rogers
Mempunyai
konsep dasar pendidikan yang lebih bersikap manusiawi. Dia mendasarkan diri pada
teori penyuluhan, bahwa program pendidikan yang terbaik adalah berpusat pada peserta
didik.
5.
B. F. Skiner
Beliau
tidak setuju dengan konsep dasar milik Rogers yang mengenai program pendidikan tidak
terarah dan yang dikemukakan oleh Illich dan Freire tentang belajar yang
berpusat pada peserta didik. Menurutnya seluruh kegiatan pendidikan harus berorientasi
pada dua sumber, yaitu lingkungan dan tingkah laku manusia karena keduanya saling
bergantung dan saling mempengaruhi.
6. Jerome
S. Bruner
Suatu
konsep otonomi, bahwa proses belajar itu sangat tergantung pada ada atau tidak
adanya minat atau perhatian peserta
didik, serta seberapa besar kualitas
dan kuantitas minat atau perhatian tersebut.
7. Malcolm
Knowles
Konsep
dasar teorinya melalui pendekatan system yang humanistis dalam proses
belajardanmembelajarkan, terutama bagi peserta didik atau warga belajar yang
terdiri dari orang dewasa. Mina tdan perhatian untuk belajar ada hubungannya dengan
kebutuhan psikologis, dimana seseorang ingin mengetahui sesuatu atas kehendak sendiri
dan hendaknya orang lain dapat membantu melayani kehendaknya itu.
C
. PENDIDIKAN NON – FORMAL SEBAGAI SUB – SISTEM PENDIDIKAN FORMAL
Sistem
pendidikan nasional mempunyai dua sub-sistem yaitu sub – sistem pendidikan
formal (in school education) dan sub-sistem pendidikan nonformal dan informal
(out of school education). Kedua sub-sistem itu saling menopang satu sama lain
dan menpunyai kedudukan yang sejajar. Sub-sistem pendidikan formal persekolahan
melayani semua bentuk pendidikan formal di lingkungan sekolah, sedangakn sub
sistem pendidikan non formal menyelenggarakan semua bentuk kegiatan pendidikan
non formal dan pendidikan informasi yang berlangsung di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
Asas
pendidikan seumur hidup ini juga dipakai sebagai landasan konsep kerja oleh
direktorat pendidikan masyarakat. Ada 3 pandanngan pokok yang melandasi sistem
pendidikan nasional kita :
1. Bahwa pendidikan
itu berlangsung seumur hidup, itu berarti bahwa usaha pendidikan dimulai sejak
seorang anak dilahirkan sampai dia tutup usia.
2.
Bahwa
tanggungjawab pendidikan di tanggung bersama oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah .
3. Bahwa
pendidikan itu mutlak diperlukan untuk pembangunan nasional artinya pembinaan
sumber daya manusia secara efektif dan efisien akan mempercepat lajunya
pembangunan nasional.
Dengan ini maka pendidikan nonformal
merupakan sub sistem pendidikan nasional yang turut membantu membina manusia
seutuhnya dan membina pelaksaan konsep pendidikan seumur hidup. Oleh karena itu
pula pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan,
pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan fungsional termasuk keparamukaan,
latihan – latihan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat kurang beruntung
dikembangkan diperluas dengan mendayagunakan potensi insani dan potensi alamiah
dan pemanfaatan sarana dan prasarana lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar